Ketika Anda mentraktir seorang wanita, Anda sebenarnya membayar wanita
itu atas kesempatan dan waktu berinteraksi dengannya. Anda terus
ngebayarin dan menambahkan intensitas, berharap dengan semakin sering
berinteraksi, dia akan mengenal Anda cukup intim hingga akhirnya ingin
menjalani hubungan yang serius dan berkualitas dengan Anda. Tapi jika
Anda memang berkualitas dan menyenangkan, apakah Anda perlu sampai
membayar orang demi menghabiskan waktu dengan Anda?
Mentraktir sama sekali tidak ada hubungannya dengan Anda bersikap asik apalagi gentleman.
Justru yang terjadi adalah Anda terlihat murahan dan putus asa.
Ditambah lagi, jika seseorang terbiasa mentraktir wanita, dia tidak akan
melakukannya pada satu wanita target, tapi ke semua wanita yang berada
dalam list PDKT-nya. Saya yakin Anda pasti juga pernah, jika bukan
masih, bermain dengan strategi yang sama.
Memberi kompensasi, menyogok atau apapun sebutannya, hal tersebut tidak
akan pernah memberikan hasil seperti yang Anda pikirkan. Jika Anda
beruntung dan persaingan tidak terlalu ketat, Anda mungkin akan bisa
dikelilingi dengan wanita-wanita menarik. Tapi dari pengalaman, coba
ingat baik-baik sampai detik ini berapa banyak wanita target yang sudah
berhasil Anda gol-kan hingga memasuki romance?
Saya berani bertaruh hasilnya NOL KOMA NOL BESAR. Kalaupun ada, nasib
hubungan kalian tidak berumur lama. Besar pasak daripada tiang, demikian
kata pepatah. Coba tanya kenapa. Jauh di dalam diri Anda sebenarnya
tahu alasannya, tapi Anda tidak menyadarinya dan jarang sekali
menganalisa kritis tersebut. Jadi gunakan waktu ini untuk ‘memaksa’ diri
Anda sedikit lebih kritis dari biasanya.
Ketika rajin ngebayarin teman wanita yang sedang Anda targetkan, Anda
sibuk memenuhi kebutuhan eksternalnya; makan-minum, punya barang baru,
fasilitas, bersenang-senang, dan sebagainya. Penyakit dari manusia
adalah ketika sudah mencapai posisi yang nyaman, dia akan berusaha
mempertahankan hal tersebut sehingga menahan segala keinginan lain yang
bisa merusak kenyamanan tersebut.
Seorang wanita yang sudah mendapatkan segala sesuatu yang dia butuhkan
ketika berada pada posisi teman saja dengan Anda tentu tidak akan
berniat untuk meningkatkan hubungan karena mengandung setidaknya dua
resiko yang berbahaya:
a) “Jadi temen aja udah enak banget dibayarin kemana-mana, kalau kita
jadian and trus entah gimana putus, ilang deh semua fasilitas bginian.”
b) “Kalo dia gue jadiin pacar, pasti teman pria-pria suppliers lain
yang suka ngebayarin gue bakalan berkurang dong. Gile aje, ngga mungkin
dong...”
Jadi sekarang Anda tahu mengapa sejumlah wanita gebetan Anda selalu
menerima saja ketika Anda mengajaknya nonton, makan, ice-skating, atau
melakukan aktifitas lainnya dengan biaya yang keluar dari dompet Anda.
Sama sekali bukan karena mereka tertarik dan sedang ingin mengenal Anda,
atau memberikan Anda kesempatan untuk mendekatinya. Tidak, bro.
Anda memang berhasil mendekatinya, bro, tapi lihat sekeliling Anda ada
berapa ratus pria lainnya yang mencapai level yang sama dengan melakukan
taktik serupa. Jadi jangan harap apa yang sudah Anda lakukan itu bisa
dianggap spesial atau membuatnya tergoda untuk memilih Anda dibandingkan
segudang pria lainnya! Anda mungkin komplain, “Ah, tapi kalo emang dia
ngga tertarik ama gue, kenapa dia ngga nolak ajakan atau hadiah atau
traktiran gue?” Saya bisa mendengar sebagian kecil pria yang berseloroh,
“Ah, wanita target gue tuh anak baek-baek, ngga begitu pola pikirnya.
So jauh lebih baik terus jadi supplier dan nunggu aja. Gue percaya
komitmen dan kesetiaan akan membuahkan hasil.”
Dude, seriously…… open your eyes!
Sekarang Anda harus belajar mengerti dan menerima fakta bahwa
wanita-wanita itu suka bergaul dengan Anda dan menikmati pemberian Anda
sama sekali tidak berarti dia tertarik untuk menjadi kekasih Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar