Alkisah...
Seorang pria menyukai seorang wanita. Sang wanita juga menyukai sang
pria. Lewatkan waktu bersama. Tertawa bersama. Segalanya indah. Lalu
masalah itu datang. Dan semuanya hancur berantakan. Langkah mereka
menjauh. Hati mereka hancur. Perpisahan di ambang pintu. Sang pria tidak
bisa membiarkan sang wanita pergi. Sang pria tidak ingin kehilangan
sang wanita. Maka ia berusaha menunjukkan ketulusan perasaannya. Namun
semakin ia berusaha. Semakin ia terjerumus dan tidak bisa keluar.
Terperangkap oleh pasir hisap.
Ini bukan puisi cinta murahan. Ini adalah pengalaman banyak pria di luar sana. Apakah Anda pernah mengalami hal yang serupa?
Hanya demi mempertahankan hubungan yang memburuk, Anda melakukan semua
hal yang akan dilakukan pria manapun di saat seperti itu: melancarkan
serangan bertubi-tubi. Sms dan telpon setiap hari, menyatakan perasaan
Anda berulang kali, membelikan hadiah-hadiah, memperlakukan dia lebih
baik dari sebelumnya bak putri raja, mencoba melucu dan membuat dia
tertawa.
Anda menjadi pengemis yang mengharapkan dengan iba sisa-sisa perasaan
dia pada Anda. Namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan dan sangat
tidak sebanding dengan pengorbanan Anda, karena pada akhirnya dia tetap
pergi meninggalkan Anda di tengah-tengah kefrustrasian. Anda tidak
mengerti. Kenapa setiap usaha untuk membuktikan ketulusan perasaan Anda
selalu berakhir bagai asap diterpa angin? Kenapa ketulusan Anda hanya
bagai sampah di matanya? Kenapa seolah-olah perasaan wanita itu gampang
sekali berubah menjadi dingin?
Jawabannya terlalu singkat untuk bisa diterima begitu saja:
PERASAAN TERTARIK ITU TIDAK BISA DIPAKSAKAN.
Anda pasti berpikir "Kalau cuma begitu aja, gue juga tau!" Oke. Kalau
Anda memang tahu, lalu kenapa Anda terus memaksa diri dan memaksa
perasaan wanita yang sudah tidak tertarik kepada Anda? Jawabannya bukan
karena cinta, ketulusan, atau alasan-alasan romantis picisan lainnya,
melainkan karena RASA TIDAK PUAS Anda akan keadaan tersebut.
Sebagai pria, sejak kecil kita didoktrin dengan nilai-nilai
keberhasilan yang dipaksakan. Sehingga kita menjadi pecundang kecil yang
tidak akan pernah mau mengakui bahwa dirinya adalah pecundang. Kita
tidak mau menerima kekalahan, tidak ingin menghadapi kegagalan dan kita
selalu berusaha untuk menjadi orang yang memegang kendali atas segala
sesuatu.
Untuk itulah, dengan dalih perasaan sayang atau cinta atau apalah, kita
memaksa diri kita untuk tetap mempertahankan sang wanita. Padahal
dengan melakukan hal-hal tersebut Anda telah memaksa wanita tersebut.
Dan tidak ada orang yang suka dengan pemaksaan. Itu sebabnya, semakin
Anda berusaha semakin sang wanita akan menjauh dan menghilang.
Kalau Anda benar-benar tulus, Anda tidak akan frustasi apabila sang
wanita pergi meninggalkan Anda. Anda tidak akan berubah menjadi sinis
atau malah benci kepadanya. Kenapa banyak pria berubah sikap menjadi
benci dan menjelek-jelekan wanita yang sudah menolak atau
meninggalkannya? Karena Anda sudah kalah, dan Anda benci kekalahan.
Masuk akal?
Apabila Anda berkata "Ya" maka saya ingin mengatakan bahwa saya tidak
menemukan hal ini begitu saja. Saya menghabiskan malam-malam penuh
frustasi untuk mencari jawaban dan penjelasan. Saya tidak mau menjadi
pecundang. Karena itu saya memikirkan berbagai macam alasan dan
penjelasan yang hanya dapat menghibur sementara saja dan menyangkal
kekalahan saya.
Kalau Anda telah membaca sampai di sini dan merasa bahwa apa yang saya
bagikan sesuai dengan keadaan Anda, maka ini saatnya Anda mengakui
kekalahan Anda. Akui saja rasa ketidak puasanmu dan hadapi kegagalanmu.
Setelah Anda melakukannya, Anda akan menyadari bahwa tidak apa-apa untuk
mengakui kegagalan.
Dan sekarang saatnya Anda memasuki permainan yang baru dengan lebih
percaya diri dan kesiapan yang matang, karena Anda telah mengetahui
alasan kenapa Anda kalah dan Anda tidak akan mengulanginya lagi.
Lupakan sang wanita, jangan pernah lagi mengemis dan menyerangnya
dengan bertubi-tubi. Justru dengan Anda melepas dan memberinya
keleluasaan, kesempatan Anda untuk mendapatkannya kembali di kemudian
hari (apabila Anda masih berminat) akan lebih tinggi dibandingkan
apabila Anda memaksanya seperti yang diceritakan dalam artikel Balikan Dengan Mantan.
Cara termudah untuk melupakan seorang wanita adalah dengan bertemu
wanita-wanita baru. Kenapa Anda harus peduli pada wanita lama Anda
apabila Anda bisa di kelilingi oleh wanita-wanita yang sama atau bahkan
lebih menarik darinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar