Coba Anda ingat saat-saat di mana Anda menjalin hubungan yang cukup
dekat dengan seorang wanita, mungkin PDKT, TTM atau pacaran. Pasti
sering muncul masalah-masalah yang terjadi di antara Anda dan dia, yang
kalau dipikir secara logis, sebenarnya masalah-masalah tersebut sangat
sepele bahkan tidak penting, contohnya: masalah terlambat, sms, telpon
atau cemburu-cemburuan.
Setiap ada masalah, Anda langsung berusaha untuk memberi alasan dan
memberi solusi yang masuk akal. Tapi meskipun semua alasan Anda sangat
logis, seperti satu tambah satu pastilah dua, wanita sepertinya tidak
bisa mengerti. Akibatnya banyak pria yang beranggapan bahwa wanita itu
makhluk yang over-sensitif, emosional, dan jarang menggunakan logika
dengan baik dalam melihat sebuah permasalahan.
Mungkin memang sebenarnya Anda tidak bersalah pada si dia, tetapi
sebenarnya Anda sudah melakukan kesalahan terhadap DIRI ANDA SENDIRI.
Justru wanita adalah makhluk yang cerdas. Semua masalah dan komplain
yang diberikan kepada Anda adalah sebuah cara yang dilakukan wanita,
secara sadar maupun tidak sadar, yang saya sebut sebagai studi kelayakan
berkala.
Wanita menginginkan dan membutuhkan sosok seorang pria yang unggul dan
memiliki kemampuan yang lebih dibanding pria-pria lain di luar sana.
Salah satu faktor keunggulan yang saya bahas di sini adalah kemampuan
pria yang mampu menjaga dirinya, pasangannya dan keluarganya dari
berbagai masalah dan bahaya. Pria mempunyai peranan sebagai seorang
kepala keluarga, seorang decision-maker.
Untuk memastikan agar wanita tidak memilih pria yang salah, wanita
diciptakan dengan memiliki sebuah mekanisme khusus yang digunakan untuk
menguji seberapa layak si pria sehingga si wanita memutuskan untuk
menjalin hubungan dengannya. Masalahnya pengujian si wanita kepada si
pria tidak selesai setelah mereka 'jadian' atau menikah, wanita akan
terus melakukan ‘studi kelayakan’ tersebut secara terus menerus, secara
berkala, untuk memastikan apakah kemampuan Anda sebagai seorang pria
memang masih layak atau tidak.
Banyak pria berpikir, wanita hanya mengikuti emosinya saja dalam
bertindak, tetapi kenyataannya apabila ada sahabat dekat yang curhat,
mereka mengerti dan mampu memberikan nasihat yang logis kepada
sahabatnya itu. “Sudah jangan dipikirin dulu, tunggu emosi kamu reda
dulu. Baru nanti pelan-pelan diomongin baik-baik..”
Hal tersebut membuktikan wanita juga sebenarnya tahu caranya
menggunakan logika mereka, akan tetapi dalam kondisi tertentu, mereka
memang sengaja me-nonaktifkan logika dan mengaktifkan mekanisme tersebut
untuk menguji Anda. Karena insting ini sudah ada selama ribuan bahkan
jutaan tahun, insting yang diwariskan oleh nenek moyang kita (mereka)
sebagai salah satu cara self-defense dan survival.
Mekanisme ini akan menjadi malapetaka bagi pria, apabila kita tidak
mengerti dan tidak menyadari fungsi tersebut. Dari persoalan-persoalan
kecil yang tidak penting inilah mekanisme tersebut secara otomatis
diaktifkan, yang memicu si wanita untuk melakukan sebuah "studi
kelayakan" secara berkala kepada Anda, yang muncul dalam bentuk
keributan dan masalah yang diberikan wanita kepada si pria.
Dengan memberikan banyak masalah dan komplain yang membuat sakit kepala
Anda, si wanita mencoba menguji dan menilai kelayakan Anda sebagai
seorang pria yang unggul. Apabila masalah sepele yang diberikan oleh si
wanita saja tidak mampu Anda tangani, maka dia pun akan menganggap Anda
tidak akan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang lebih besar,
persoalan dalam hal-hal lainnya yang mungkin akan dihadapi di masa
depan.
Apabila kemudian si wanita sudah menganggap Anda tidak mampu dan gagal
membuktikan kompetensi Anda sebagai seorang pria yang mampu mengatasi
"studi kelayakan" yang diberikannya, maka si wanita secara sadar atau
tidak sadar, akan berusaha dan mencoba untuk mengambil alih fungsi dan
peranan Anda sebagai seorang pria.
Ingin tahu apa respon Anda yang seharusnya saat menghadapi studi
kelayakan berkala yang dia luncurkan kepada Anda? Tunggu sambungan
artikel ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar